Marketing

3 Contoh Proposal Usaha Singkat

Contoh proposal usaha tentunya dapat memberikan gambaran perencanaan sebelum memulai sebuah bisnis, sekaligus dapat meyakinkan calon investor.

Melalui contoh proposal usaha, pelaku bisnis dapat mempersiapkan modal hingga melihat peluang pasar yang dapat diterapkan pada bisnisnya.

Berikut akan diberikan beberapa contoh proposal usaha sebagai referensi Anda.

Contoh Proposal Usaha Makanan Ringan Tradisional

Berikut ini adalah contoh proposal usaha makanan ringan tradisional yang dikhususkan untuk Anda yang baru mau mengembangkan usaha ataupun bisnis di bidang makanan.

BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berdasarkan fakta di lapangan dapat diketahui bahwa jumlah pengangguran di tanah air semakin meningkat. Salah satu penyebab dari masalah tersebut adalah masyarakat yang kurang sadar untuk memanfaatkan peluang usaha karena kurangnya pengetahuan terhadap pemanfaatan sumber daya.

Kondisi tersebut menimbulkan krisis ekonomi di masyarakat yang semakin berkepanjangan. Kesadaran masyarakat menciptakan lapangan kerja juga masih minim. Padahal lapangan kerja itulah yang dapat mengangkat perekonomian masyarakat.

Berwirausaha adalah solusi untuk keluar dari masalah krisis ekonomi dan tingginya pengangguran. Terdapat banyak pilihan bidang wirausaha yang bisa dilakukan seperti pengolahan bahan pangan mentah menjadi produk makanan jadi atau setengah jadi agar mempunyai nilai jual yang lebih tinggi.

Oleh karena itu penulis ini menciptakan sebuah produk dengan nilai jual dengan membuat kue “BOBICO”. Kue ini menggunakan ubi sebagai bahan dasarnya yang mudah diperoleh tetapi masyarakat belum banyak yang mengolahnya menjadi kudapan yang menarik dan bernilai jual.

B. Visi

Menjadikan makanan tradisional sebagai salah satu makanan bernilai jual tinggi dan banyak diminati.

C. Misi

  1. Senantiasa melakukan inovasi produk tradisional.
  2. Berupaya meningkatkan kualitas makanan tradisional.
  3. Lebih mengutamakan kualitas pelayanan agar konsumen semakin puas.

D. Tujuan

Tujuan penulis mengembangkan jenis usaha ini yaitu:

  1. Memperoleh keuntungan.
  2. Konsumen berminat dan tertarik untuk ikut merasakan produk yang dibuat oleh penulis serta dapat mencapai penjualan yang sesuai target.
  3. Melestarikan jajanan tradisional.
  4. Berpeluang membuka lapangan pekerjaan bagi lingkungan sekitar.

E. Maksud Kegiatan Usaha

Maksud dari membuka usaha ini penulis ingin menyalurkan ilmu yang dimiliki dalam bidang kuliner, menambah pengalaman di dunia usaha serta menambah wawasan sekaligus menambah wawasan dengan berinovasi melalui makanan tradisional yang tidak kalah dengan makanan modern.

Penulis akan melakukan inovasi dengan mengembangkan kue tradisional bernama obi supaya lebih menarik baik dari segi rasa, tampilan maupun kualitasnya. Penulis akan membuat makanan tradisional “BOBICO” yakni bola-bola obi coklat yang dikembangkan dari kue obi.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Profil

Bobico merupakan sebuah brand bidang usaha penulis karena produk ini berbahan dasar ubi. Selama ini ubi lebih sering dikenal di pedesaan tetapi kini penulis ingin kembali mengembangkannya dengan mengolah ubi menjadi makanan yang menarik.

Melalui ide penulis tersebut diharapkan ubi semakin luas dikenal menjadi olahan yang menarik tanpa mengurangi kandungan nutrisi di dalamnya. Ubi mengandung banyak nutrisi yang bagus bagi kesehatan diantaranya vitamin A,

C, E magnesium, kalium, betakaroten serta antioksidan.

B. Strategi Pasar

Supaya rencana membangun usaha Bobico ini dapat berjalan lancar maka dilakukan beberapa strategi pasar diantaranya :

1. Segmenting

Strategi ini merupakan cara strategi pasar yang menjadikan pembeli target yang harus dicapai. Produk yang dibuat bisa dinikmati oleh berbagai kalangan masyarakat, bahkan produk ini juga dapat dinikmati oleh segala usia.

2. Targeting

Penulis membidik target pasar yang terdiri dari kalangan masyarakat setempat, warung-warung kecil dan sekolah penulis.

3. Positioning

Supaya produk ini mudah dikenal masyarakat maka penulis membuat inovasi dengan menambahkan bahan baru yang dapat membedakan makanan ini dengan jenis makanan yang sudah ada.

Adapun jenis bahan makanan yang ditambahkan oleh penulis adalah coklat, kacang dan meses mix agar tampilan makanan lebih menarik, kualitas sangat baik dan rasanya yang lebih unggul. Hal ini dapat menjadi ciri khas yang memudahkan konsumen untuk mengenalinya.

C. Analisis SWOT untuk Kelayakan Usaha

Merupakan acuan yang dipakai dalam menghadapi persaingan bidang usaha. Dalam memulai setiap kegiatan, penulis mengukur kemampuannya terhadap lingkungan dan persaingan menggunakan SWOT.

1. Kekuatan (Strength)

Kekuatan adalah keyakinan bahwa produk ini dapat diterima oleh masyarakat luas dengan baik. Sebab produk ini memiliki kualitas cukup tinggi serta memakai bahan dasar ubi yang memiliki banyak kandungan nutrisi dan diproses secara higienis.

2. Kelemahan (Weakness)

a. Produk gampang ditiru.
b. Produk mudah basi.
c. Harga ubi yang tidak menentu.

3. Peluang (Opportunity)

Produk ini tidak asing di kalangan masyarakat karena sudah pernah ada. Tetapi Bobico berbeda dari obi pada umumnya. Karena produk ini sudah mengalami modifikasi sehingga menjadi produk yang lebih menarik dan mampu bersaingan dengan makanan modern.

Saat ini obi memang semakin jarang ditemukan sehingga penulis memiliki peluang yang bagus untuk memasarkan dengan varian baru yang lebih menarik minat konsumen.

4. Ancaman (Threat)

Terdapat beberapa ancaman yang bisa timbul dalam usaha Bobico ini, antara lain :

a. Bahan dasar yang tidak menentu ketersediannya.

b. Produk serupa yang mempunyai kualitas lebih baik serta harganya yang lebih murah.

c. Pesaing yang tidak sehat.

BAB III
MANAJEMEN PRODUKSI

A. Proses Produksi

Penulis melakukan kegiatan produksi antara lain:

  1. Mengembangkan ide modifikasi produk berdasarkan kebutuhan konsumen terhadap produk yang sedang tren yakni kuliner.
  2. Pada bagian produksi, penulis menentukan bahan baku pendukung selain bahan utama dengan melakukan survei pasar agar memperoleh harga yang lebih kompetitif.
  3. Produksi dilaksanakan melalui serangkaian kegiatan dengan mengutamakan kehigienisan agar tercipta kepercayaan konsumen terhadap produk yang dipasarkan oleh penulis.
  4. Membuat laporan keuangan untuk membuat sistem manajemen yang sehat di dalam kegiatan usaha. Bila keuangan ditangani dan disusun dengan baik maka kegiatan produksi dapat berjalan lancar dan optimal.

B. Bahan-Bahan

Dalam memproduksi Bobico, penulis memakai bahan-bahan antara lain:
Bahan Jumlah  Total harga

Ubi jalar 16 kg (Harga @ Rp 3.500) = Rp 56.000

Tepung Tapioka 4 kg (Harga @Rp 9.000) = Rp 36.000

Kacang 1kg (Harga @ Rp 28.000) = Rp 28.000

Gula merah 1kg (Harga @ Rp 18.000) = Rp 18.000

Seres 5pcs (Harga @ Rp 6.000) = Rp 30.000

Garam 1pcs (Harga @ Rp 2.000) = Rp 2.000

Coklat 5pcs (Harga @ Rp 12.000) = Rp 60.000

Total Rp 230.000

 

C. Alat dan Perlengkapan Tambahan

1. Alat

Nomor Nama Alat Jumlah

1. Gelas ukur 1
2. Panci 1
3. Baskom 1
4. Wajan 1
5. Dulang 1
6. Pisau 1

2. Perlengkapan

Nomor Nama Jumlah Harga Total Harga

1. Label kemasan 5 lembar (Harga @ Rp 4000) = Rp 20.000
2. Cup plastik 10 pack (Harga @ Rp 9.500) = Rp 95.000
3. Sarung tangan plastik 2 (Harga @ Rp 2000) = Rp 4000

Total Rp 119.000

D. Biaya Lain-lain

Nomor Jenis Biaya Total

1. Biaya Transportasi Rp 20.000
2. Isi ulang gas Rp 19.000
Total Rp 39.000

E. Cara Membuat

  1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.
  2. Kupaslah ubi lalu cuci dan kukus sampai matang atau lunak.
  3. Haluskan ubi kukus memakai dulang hingga benar-benar halus.
  4. Sesudah ubi halus, tambahkan tepung tapioka dan garam lalu tumbuk sampai semua bahan tercampur rata.
  5. Sesudah selesai, ambil adonan memakai sendok dan isi menggunakan gula merah atau isian lainnya sesuai selera. Bulatkan adonan sampai membentuk bola-bola kecil.
  6. Panaskan minyak ke dalam wajan menggunakan api sedang. Bila minyak sudah panas, masukan bola-bola ubi dan goreng sampai coklat keemasan. Angkat dan tiriskan.
  7. Jika Bobico sudah dingin, tambahkan topping sesuai selera.

BAB IV
RENCANA BIAYA

A. Modal dan Pemasukan

Besar Modal yang harus dikeluarkan dalam satu kali produksi yaitu Rp 388.000.

Total biaya produksi = bahan bahan + perlengkapan + ongkos lain-lain
= Rp 230.000 + Rp 119.000 + Rp 39.000
= Rp 388.000

Total biaya yang dibutuhkan untuk sekali memproduksi sebanyak 100 produk adalah Rp 388.000.

B. Perhitungan Harga Jual

Harga pokok produksi = total biaya keseluruhan : hasil produksi = Rp 388.000 :100 = Rp 3880/pcs.

Harga jual produk = harga pokok per produk + kisaran laba
= Rp 3880 + Rp 1620
= Rp 5500

C. Perhitungan Laba atau Rugi

Laba = (hasil produksi x harga jual) – modal
= (100 x Rp 5500) – Rp 388.000
= Rp 550.000 – Rp 388.000
= Rp 162.000Persentase laba = laba : modal x 100%
= Rp 162.000 : Rp 388.000 x 100%
= 41,75 %

Persentase laba bersih yang diperoleh untuk satu kali produksi adalah 41,75%.

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Jajanan BOBICO adalah ide brand produk dari penulis dalam bidang usaha ini. Terciptanya produk ini adalah hasil survei penulis untuk mencari prospek bisnis bermanfaat untuk masyarakat dan menguntungkan.

Besar harapan produk ini bisa diterima serta disenangi dan mudah teringat dibenak konsumen.

B. Saran

Proposal usaha ini mungkin jauh dari kesempurnaan sehingga penulis mengharapkan kritik maupun saran guna penyempurnaan proposal. Demikian proposal usaha ini, semoga kegiatan usaha ini dapat berjalan lancar dan bermanfaat bagi masyarakat.

Nah, itu tadi contoh proposal usaha makanan ringan tradisional yang bisa Anda contoh.

Contoh Proposal Usaha Ternak

Berikut ini adalah contoh proposal usaha ternak yang dikhususkan untuk Anda yang baru mau mengembangkan usaha ataupun bisnis di bidang peternakan.

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Wirausaha adalah salah satu cara mengatasi masalah pengangguran yang terus meningkat dari waktu ke waktu. Kegiatan wirausaha tidak hanya menguntungkan dari segi ekonomi tetapi juga dapat membantu memenuhi kebutuhan masyarakat luas secara langsung dan tidak langsung.

Salah satu jenis usaha yang mudah dikembangkan dan tinggi peminat adalah memelihara ayam kampung pedaging. Di beberapa wilayah seperti di Ponorogo dan sekitarnya banyak penjual sate ayam, ayam bakar, soto ayam dan lain-lain.

Berbagai jenis usaha tersebut membutuhkan ayam kampung sebagai bahan baku utama setiap harinya. Agar dapat memenuhi kebutuhan daging ayam, banyak peternak ayam kampung saling bersaing menyuplai kebutuhan daging ayam kampung.

Sebagai upaya memanfaatkan peluang, kami ingin mencoba mendirikan usaha ternak ayam kampung pedaging dengan nama “ CAMP AYAM SUKAMAJU”.

B. Identifikasi Masalah

Usaha ternak ayam kampung pedaging, saat ini memang sudah banyak bermunculan tetapi pada kenyataannya masih kurang sukses. Hal tersebut kemungkinan disebabkan oleh kurangnya memperhatikan konsep dasar usaha ketika mendirikan usaha tersebut.

Selain itu mereka tidak mempunyai sikap yang tangguh dan baik seorang wirausahawan. Pada akhirnya mereka mudah menyerah ketika menghadapi kendala saat usaha mulai berjalan.

Terdapat faktor-faktor yang bisa mendukung serta menghambat sebuah usaha, antara lain sebagai berikut:

1. Faktor Pendukung

a. Prospek yang besar untuk dikembangkan.
b. Memberikan keuntungan yang besar.
c. Jumlah permintaan daging ayam kampung yang terus meningkat.
d. Tidak membutuhkan waktu yang lama untuk panen.
e. Peluang pasar yang bagus dalam pemasaran.
f. Tidak memerlukan karyawan dalam jumlah banyak.
g. Tata cara pemeliharaan ayam kampung yang tidak terlalu sulit.
h. Modal yang dibutuhkan tidak terlalu besar.

2. Faktor Penghambat

a. Banyak pesaing yang melakukan jenis usaha yang sama.
b. Anak ayam yang stres atau terserang penyakit biasanya sulit dipulihkan.
c. Dibutuhkan keuletan dan keahlian lebih seputar beternak ayam.
d. Memperoleh anak ayam yang sehat memang cukup sulit.

Prospek ternak ayam kampug pedaging di Ponorogo memiliki peluang yang masih cukup besar. Baik dilihat dari potensi pemeliharaan dan peluang hasil panen dikirim ke daerah lain.

Bisa dilihat dari nilai ekonomisnya yakni jika memperoleh anak ayam yang sehat maka pemeliharaannya lebih mudah.

Apabila anak-anak ayam sudah tumbuh besar maka bisa dijual dengan harga jual yang tinggi sehingga dapat meningkatkan pendapatan usaha bisnis ternak ayam kampung tersebut.

Dengan demikian kualitas anak ayam memang sangat menentukan kesuksesan ternak ayam kampung.

C. Batasan Masalah

Sebetulnya terdapat banyak peluang membangun sebuah usaha tetapi penulis lebih memilih usaha ternak ayam kampung karena usaha ini mempunyai peluang yang bagus dan tidak membutuhkan tenaga kerja maupun modal yang besar.

Selain itu, jenis usaha ini juga mempunyai prospek cerah serta risiko kegagalan yang lebih kecil. Oleh karena itu, penulis yang juga masih pemula dalam dunia usaha ternak berharap bisa menjalankan usaha ini dengan sebaik mungkin.

D. Tujuan

Tujuan usaha ternak ayam kampung pedaging ini antara lain :

  1. Membantu menjaga kelangsungan usaha serta mengembangkannya.
  2. Bisa memasarkan daging ayam kampung secara lebih baik.
  3. Melalui usaha ini, pengalaman dan penghasilan juga akan bertambah.

BAB II
KAJIAN TEORITIS

A. Analisis SWOT

Sebelum menjalankan sebuah usaha baru maka Anda perlu mengetahui hal-hal yang bisa berpengaruh terhadap usaha tersebut.

Adapun hal-hal yang dimaksud adalah analisis SWOT. Melalui analisis SWOT tersebut maka diharapkan usaha bisa berjalan sukses dan lancar.

Berikut ini beberapa hal terkait analisis SWOT dari masing-masing aspek:

1. Strength

a. Ternak ayam kampung tidak begitu sulit.
b. Risiko kegagalan lebih kecil dan modalnya juga relatif kecil.
c. Jenis usaha ini mudah dilakukan serta tidak memerlukan banyak tenaga kerja.

2. Weakness

a. Jika anak ayam stres atau terserang penyakit maka sulit dipulihkan.
b. Sulit memperoleh anak kampung sehat dan berkualitas unggul.

3. Opportunities

a. Peluang usaha ini cukup besar jika dikembangkan.
b. Profit yang menggiurkan.
c. Permintaan pasar terhadap daging ayam kampung terus meningkat.

4. Threat

a. Terdapat banyak pesaing dengan jenis usaha yang sama.
b. Tingkat persaingan dalam pemasaran juga semakin ketat.

BAB III
PEMBAHASAN

A. Sarana dan Prasarana

Lokasi yang dijadikan sebagai tempat usaha ini adalah halaman belakang rumah dari masing-masing anggota “CAMP AYAM SUKAMAJU”.

B. Ketersediaan SDM

Usaha ternak ayam kampung, sepenuhnya dikelola keluarga dari masing-masing anggota kelompok. Sehingga ketersediaan SDM bisa terpenuhi dengan baik dari anggota keluarga.

C. Sistem Manajemen Usaha

Usaha ini dikelola oleh keluarga sehingga sistem manajemen yang digunakan berdasarkan pada musyawarah yang bersifat kekeluargaan.

D. Sistem Pelaksanaan Usaha

Sesudah melaksanakan langkah-langkah dalam konsep dasar menjalankan usaha, maka usaha bisa dimulai melalui kalkulasi dana sebagai berikut:

a. Pengeluaran

1. Modal tetap yang meliputi :

a) Kandang ayam berukuran 3×3 m 5 buah Rp 300.000
b) Tempat minum ayam 10 buah Rp 60.000
c) Lampu penerangan 4 buah Rp 20.000
d) Tempat makan ayam 10 buah Rp 40.000
Jumlah Rp 420.000

2. Modal tidak tetap, meliputi :

a) Pembelian anak ayam 200 ekor Rp 1.000.000
b) Pembelian obat-obatan Rp 100.000
c) Pembelian (BR) 5 karung @50KG Rp 625.000
d) Biaya listrik Rp 25.000

Jumlah Rp 1.750.000

Modal total Rp 2.270.000

3. Penyusutan modal tetap : Rp 60.000

Total biaya pengeluaran : Rp 2.330.000

Jumlah yang diharapkan untuk satu kali panen pada usaha ternak ayam kampung, dengan bobot ayam menjadi +0,8-1kg dari bobot sebelumnya.

b. Pemasukan

Catatan = harga 1 ekor ayam kampung pedaging sekarang ini Rp 25.000.

1) Hasil penjualan ayam
Pada kandang berukuran 3×3 m 1kg = Rp 25.000
Maka : 50 ayam x Rp 25.000 = Rp 1.250.000

2) Ada 5 buah kandang ayam dalam usaha ini sehingga 5 x Rp 1.250.000 = Rp 6.250.000

3) Jadi total pendapatan seluruhnya = Rp 6.250.000

c. Keuntungan

Keuntungan bersih ternak ayam kampung selama satu kali panen atau 12 minggu = Rp 6.250.000 – Rp 2.320.000 = Rp 3.930.000/3 bulan.

Jadi keuntungan rata-rata yang diperoleh setiap bulan kurang lebih Rp 1.310.000.

d. Antisipasi Persoalan

Usaha ternak ayam kampung pedaging memang cukup menggiurkan. Tetapi ketika menjalankan usaha ini maka Anda harus tetap melakukan antisipasi persoalan yang bisa muncul selama pemeliharaan maupun pemasaran.

Tingkat persaingan yang pemasaran yang terus meningkat maka dibutuhkan peningkatan pemeliharaan agar menghasilkan daging ayam kampung segar dan sehat yang siap dipasarkan.

BAB IV
PENUTUP

Kesimpulan

  1. Ternak ayam kampung dapat memberikan keuntungan yang cukup besar.
  2. Ternak ayam kampung tidak membutuhkan modal yang besar.
  3. Memelihara anak ayam tidak begitu sulit dilakukan.
  4. Ternak ayam kampung tidak memerlukan banyak tenaga kerja.
  5. Berwirausaha dengan memilih ternak ayam kampung, mempunyai risiko yang kecil dan prospek yang cerah.

Demikian contoh proposal usaha ternak, semoga jadi referensi bermanfaat. ya

Contoh Proposal Usaha Bidang Jasa

Berikut ini adalah contoh proposal usaha bidang jasa yang dikhususkan untuk Anda yang baru mau mengembangkan usaha ataupun bisnis di bidang jasa.

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pakaian merupakan kebutuhan pokok bagi masyarakat di Indonesia. Termasuk juga masyarakat Ponorogo, Jawa Timur yang juga tak kalah tertarik untuk mengikuti tren produk fashion pakaian yang terkini.

Tepatnya di wilayah tempat tinggal saya, masih minim jumlah layanan jasa tailoring. Sedangkan jumlah permintaan konsumen terus meningkat terutama mendekati Hari Raya Idul Fitri. Konsumen banyak yang kesulitan memperoleh layanan jasa jahit pakaian yang berkualitas.

Oleh karena itu saya ingin membuka layanan jasa menjahit pakaian bernama “PUSPA TAILOR” supaya bisa melayani berbagai permintaan model baju sesuai keinginan konsumen. Usaha jasa menjahit ini juga berdampak positif untuk masyarakat di Ponorogo.

Melihat kebutuhan masyarakat terhadap busana yang nyaman dan mengikuti perkembangan zaman. Tentu jasa menjahit ini dipastikan memiliki peluang yang bagus di masa sekarang dan yang akan datang.

B. Tujuan

Tujuan dari usaha jasa menjahit ini yaitu memudahkan konsumen agar memperoleh layanan tailoring yang memuaskan dan berkualitas. Selain itu dapat memberikan keuntungan yang cukup besar dan membuka lapangan kerja baru.

. C. Visi dan Misi

1. Visi :
Menjadikan PUSPA TAILOR agar bisa bersaing dan mengikuti model fashion busana kekinian.

2. Misi :
a. Memberikan pelayanan yang prima bagi konsumen.
b. Mengembangkan pembuatan busana sesuai model fashion yang terbaru.
c. Memberikan hasil produk pakaian yang berkualitas dan menjanjikan.

BAB II

METODE PENELITIAN

A. Analisis SWOT

1. Keunggulan (strength)

a. Model pakaian yang trendi
b. Jahitan rapi dan bagus serta pelayanan yang memuaskan.
c. Membangun loyalitas untuk konsumen.
d. Menyediakan pesanan pakaian jadi.
e. Melayani permintaan bagi semua kalangan konsumen.
f. Melayani pemesanan model paten atau baku.
g. Produk bagus dan nyaman untuk dipakai.

2. Kelemahan (Weakness)

a. Kecepatan waktu penyelesaian produk yang terbatas.
b. Adanya perbedaan pendapat antara penjahit dengan konsumen.
c. Masih minim karyawan kompeten.

3. Peluang (Opportunity)

a. Disukai oleh kebanyakan pecinta fashion.
b. Biaya yang lebih terjangkau.
c. Memberikan desain pakaian yang kreatif dan inovatif.
d. Masih minimnya usaha tailoring di sebuah daerah.
e. Usaha ini bisa menguntungkan kedua belah pihak.

4. Ancaman (Threats)

a. Munculnya pesaing-pesaing baru dalam dunia fashion.
b. Harga bahan baku yang tidak stabil dan cenderung naik.
c. Model pakaian yang mudah ditiru.

BAB III
ANALISIS KEUANGAN

A. Modal Awal

1. Mesin jahit lengkap : Rp 700.000
2. Mesin obras lengkap : Rp 1.300.000
3. Mesin semi otomatis : Rp 1.500.000
4. Gunting 1 set dan penggaris : Rp 13.000
5. Jarum mesin : Rp 15.000
6. Benang dan kapur jahit : Rp 12.000
Jumlah : Rp 3.580.000

B. Harga

Biaya pakaian pesanan :

1. Drill 1 stel : Rp 180.000
2. Celana pendek : Ro 60.000
3. Celana panjang : Rp 80.000
4. Seragam 1 stel : Rp 140.000
5. Rok : Rp 70.000

Biaya ongkos jahit

1. Blus : Rp 70.000
2. Kemeja : Rp 50.000
3. Celana pendek : Rp 40.000
4. Celana panjang : Rp 60.000
5. Jas pria : Rp 450.000
6. Rok : Rp 40.000
7. Dress : Rp 70.000
8. Baju kerja : Rp 80.000
9. Kebaya : Rp 120.000
10. Permak besar : Rp 40.000
11. Permak kecil : Rp 5000

C. Biaya Perbulan

Listrik dan Telepon : Rp 100.000
Biaya Transportasi : Rp 30.000
Biaya perlengkapan : Rp 100.000
Biaya lain-lain : Rp 20.000
Jumlah : Rp 250.000

D. Pendapatan Perbulan

15 stel x Rp 100.000 = Rp 1.500.000

E. Laba Perbulan

Rp 1.500.000 – Rp 250.000 = Rp 1.250.000

Dalam kurun waktu 3 bulan maka penghasilan usaha jasa ini sudah dapat menutup jumlah modal awal.

BAB IV
PENUTUP

A. Simpulan

Usaha menjahit ini bisa memperoleh tanggapan positif dari masyarakat berbagai kalangan. Saya optimis usaha ini akan berkembang dan maju meski jumlah pesaingnya semakin meningkat.

Saya akan terus berusaha dan pantang menyerah dalam mengelola usaha ini dengan berbagai rintangan maupun kendala yang bisa terjadi kapan saja.

Demikianlah contoh proposal usaha ini saya buat agar dapat bermanfaat untuk pedoman mendirikan usaha dan tolak ukur kesuksesan usaha.

B. Saran

Dalam mendirikan usaha tidaklah mudah karena harus menentukan analisis SWOT agar mencapai usaha yang berhasil dan bisa memproduksi pakaian yang cukup sulit.

Oleh karena itu dibutuhkan kesabaran, ketelatenan, kerapian dan kecermatan ketika bekerja.

Baca : Contoh Makalah Untuk Meningkatkan Pemasaran

Demikian informasi contoh proposal usaha untuk memulai sebuah bisnis. Semoga sukses!

Baca Selengkapnya

Wahyu Blahe

Guru SEO, Blogger Medan, Public Speaker, Digitalpreneur, Konsultan Digital Marketing | WA: 085261199133

Artikel Lainnya

2 Comments

  1. Membantu sekali, kalau usaha wedding organizer bagusnya gmn ya mas utk proposalnya… Mohon infonya ?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button