Keberagaman Antar Golongan di Indonesia dan Uraiannya Berikut Ini
Keberagaman antar golongan merupakan modal utama untuk membentuk sebuah struktur sosial solid. Apalagi jika kondisi negara memiliki keragaman suku dan bahasa yang sering menjadi sebuah pembatas.
Suku, agama, ras, dan bahasa adalah empat pilar pemecah belah golongan apabila tidak terdapat toleransi.
Jadi jika ingin singkat, toleransi adalah modal paling penting untuk membentuk sebuah sistem sosial.
Apabila antara satu kelompok dan lainnya tidak terdapat toleransi maka mustahil akan terbentuk sebuah simbiosis mutualisme. Keberagaman antar golongan tidak boleh menyebabkan diskriminasi.
Karena bagaimanapun juga sifat alami manusia adalah membutuhkan interaksi sosial. Semakin interaksi ini dibatasi maka akan terjadi pergeseran pola pikir yang membuat manusia menjadi kurang manusiawi.
Contoh lingkup sosial kecil adalah sekolah. Dalam instansi tersebut semua peserta didik dengan berbagai latar belakang duduk bersama untuk mengenyam bangku pendidikan hingga selesai.
Keberagaman antar golongan peserta didik tidak boleh menyebabkan diskriminasi dan perbedaan pemberian materi. Jadi sekolah tetap bisa menghasilkan generasi bermanfaat bagi perkembangan negara.
Apabila perbedaan suku, agama, ras, dan bahasa dalam sebuah instansi pendidikan menghasilkan perbedaan pelayanan, maka sudah pasti generasi masa depan tidak mampu menjadi pilar bangsa.
Contoh sepele seperti itu tentu saja bisa menjadi sebuah insight mengapa toleransi sangat penting. Apabila sesama homo sapiens tidak ada toleransi maka peperangan akan menjadi kegiatan sehari-hari.
Konten :
Pengertian Keberagaman Antar Golongan
Keberagaman antar golongan di Indonesia memang tidak memiliki arti etimologis secara spesifik. Namun perlu dipahami bahwa keberagaman artinya terdapat banyak suku, bahasa, agama, dan ras.
Hal seperti itu sudah pasti ditemui di Indonesia karena memang dari sekian ribu pulau yang ada masing-masing memiliki perbedaan budaya. Ini memaksa toleransi harus diterapkan dalam berbagai aspek kehidupan.
Apabila antara satu golongan dan lainnya tidak mampu hidup berdampingan akan sulit membentuk sistem sosial yang bagus. Jadi setiap warga negara wajib memahami prinsip keberagaman agar dapat bersinergi.
Keberagaman antar golongan bisa terjadi karena adanya perbedaan social stratification yaitu kurangnya keseimbangan dalam kasta sosial. Secara umum ini bisa disebut perbedaan nasib antara si kaya dan miskin.
Ketika faktor ekonomi sudah menjadi pembeda maka timbullah privilege. Apabila hal seperti ini dibiarkan berkelanjutan maka celah antara kaya dan miskin akan semakin lebar dan membuat kehidupan kurang tertata.
Akan terjadi kecemburuan dari si miskin pada si kaya karena mengetahui bagaimana nikmatnya kehidupan mereka. Oleh karena itu perlu adanya rasa saling peduli antara sesama manusia agar hal ini tidak terjadi.
Oleh karena itu setiap warga negara wajib menerapkan sila kelima yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Apabila sila tersebut tidak diamalkan maka kesenjangan akan membuat struktur sosial rapuh.
Memang sulit untuk menerapkannya secara ideal, namun tetap harus mencobanya hingga berhasil. Karena dalam kehidupan bermasyarakat pengorbanan harus dilakukan untuk mencapai kesempurnaan.
Contoh Keberagaman Antar Golongan
Mencari contoh seperti ini sangat mudah di Indonesia. Misalnya di jawa timur saja ada berbagai perbedaan budaya. Contoh konkret misalnya di Banyuwangi antara sisi timur, barat, selatan, dan utara semua memiliki perbedaan adat.
Daerah timur didominasi oleh suku asing yang memiliki bahasa sendiri. Daerah selatan yang berbatasan dengan Situbondo didominasi oleh budaya madura. Daerah utara merupakan asimilasi dari budaya jawa dan madura.
Sedangkan di sisi barat yang berbatasan dengan Jember didominasi oleh kaum pendatang sehingga budayanya cukup berbeda. Dari satu kabupaten ini saja sudah terdapat empat golongan mayoritas, belum lagi minoritasnya.
Sikap yang harus dilakukan dalam keberagaman antar golongan adalah kecuali melakukan diskriminasi. Sehingga apapun tindakannya dapat dilakukan selama tidak memecah dan mengeksploitasi perbedaan.
Apalagi jika kamu hidup di tempat yang banyak perbedaan cara bermasyarakat. Membedakan satu kelompok dan lainnya adalah langkah paling tepat jika ingin menjadi provokator dan pemecah kerukunan.
Keberagaman antar golongan dapat dilihat dari hal-hal berikut kecuali cara berpakaian. Asmilisai yang bagus dalam masyarakat Indonesia membuat perbedaan menjadi semakin samar.
Apabila tidak dalam keadaan khusus seperti pesta adat, maka perbedaan budaya hampir tidak bisa dibedakan. Warna kulit memang dapat digunakan sebagai pembeda misalnya orang jawa dan papua.
Namun semakin berkembangnya peradaban membuat perbedaan warna kulit tidak relevan. Tidak sedikit orang jawa menikah dengan orang papua dan menghasilkan keturunan campuran.
Jadi secara garis besar jika kamu ingin menjadi seorang provokator dan pemecah kerukunan bangsa, ras sulit dijadikan topik utama. Apalagi melihat berubahnya pola kehidupan setiap daerah yang sudah menjadi hal lumrah.
Memahami Struktur Vertikal dalam Strata Sosial
Mau atau tidak struktur vertikal dalam kehidupan bermasyarakat pasti terjadi. Hal ini tidak hanya dipicu oleh hal negatif seperti perbedaan kemakmuran. Namun hal positif seperti penokohan juga bisa terjadi.
Keberagaman antar golongan secara vertikal ditandai adanya ketergantungan dari satu pihak pada pihak tertentu. Contoh positif misalnya adanya klan yang diutamakan dalam kehidupan bermasyarakat.
Biasanya hal ini terjadi karena klan tersebut memiliki dampak masif dalam kehidupan bermasyarakat. Bisa karena sering menolong, atau dianggap lebih bijak oleh klan lainnya yang sama-sama menghuni lokasi tersebut.
Hal seperti ini lumrah terjadi karena perbedaan cara hidup dari setiap keluarga. Misalnya satu klan sudah menempati satu lokasi sejak awal kemudian klan lainnya adalah pendatang baru.
Keberagaman antar golongan struktur masyarakat dapat ditandai dengan dua ciri yaitu pola berpikir dan pola bermasyarakat. Pola berpikir secara sosial dapat menjadi pembeda sebuah golongan.
Misalnya golongan a memiliki pandangan sosial religius, dan b memiliki pandangan sosial demokratis. Dari segi bermasyarakat perbedaan tentu saja dapat dibedakan menggunakan konsep yang mirip.
Misalnya golongan a mengadopsi pola bermasyarakat dari arab karena mayoritas penduduknya muslim. Sedangkan golongan b mengadopsi golongan bermasyarakat dari tiongkok karena mayoritas pendatang.
Budaya yang diadopsi tersebut secara perlahan akan menjadi identitas tetap dari sebuah komunitas bermasyarakat. Jadi jangan menganggap bahwa budaya hanya berasal dari sumber a atau b saja.
Karena pada faktanya di Indonesia asimilasi antara budaya adalah sumber utama terciptanya keberagaman. Adopsi antara satu pola hidup dengan lainnya mampu menciptakan kekayaan sosial yang kuat.
Menjalani Kehidupan dengan Adanya Stratifikasi Sosial
Keberagaman antar golongan yang ditandai dengan lapisan vertikal bisa disebut dengan stratifikasi sosial. Menjalani kehidupan dengan konsep seperti ini di atas kertas memang terlihat buruk.
Namun faktanya sudah dulu warga negara Indonesia menjalani kehidupan dengan sistem seperti ini. Tidak selamanya stratifikasi sosial berdampak negatif, bahkan di Indonesia banyak hal positifnya.
Dengan adanya kaum yang diunggulkan dan dianggap bijak maka masyarakat memiliki pedoman hidup. Kaum yang diunggulkan tersebut juga memiliki tanggung jawab moral untuk menjadi panutan bagi lainnya.
Contoh konkrit di Indonesia adalah adanya kaum ulama yang sampai sekarang sering dianggap sebagai panutan banyak umat. Ini juga termasuk stratifikasi sosial karena terdapat kaum yang dianggap tinggi oleh lainnya.
Jadi stratifikasi tidak hanya antara si kaya dan miskin saja. Karena pada praktik kehidupan sehari-hari baik sadar atau tidak hal seperti itu kita lakukan. Merubah sistem seperti itu tentu akan merusak tatanan bermasyarakat.
Apabila dampak negatif tidak dapat melebihi dampak positif yang diberikan, mengapa harus diubah. Menjalani kehidupan bermasyarakat dengan beradaptasi pada keadaan jauh lebih bagus dibandingkan melakukan perubahan mendadak.
Justru dengan kemampuan beradaptasi yang baik dari masyarakat indonesia, isu SARA bukanlah senjata ampuh untuk memecah belah. Hanya segelintir saja orang yang mempan dengan jurus tersebut.
Pola hidup dan bermasyarakat orang indonesia sudah dibentuk untuk kuat sehingga mampu beradaptasi. Jadi keberagaman antar golongan justru menjadi sebuah warna tersendiri dalam kehidupan bermasyarakat. menjaga kerukunan sesama warga negara dan hidup berdampingan